Tampilkan postingan dengan label Puisi Tika Suhartatik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Puisi Tika Suhartatik. Tampilkan semua postingan

Melepas Dahaga pada Oretan Sejarah

Minggu, 22 Januari 2017

setiap denyut nadi adalah nafas
terpahat di monumen lawas
tak tersentuh tangan sejarah
terpisah tanda pengenalan
di sebuah hutan baka
mengabarkan dermaga
kapal tak menepi tertampar besi





Tika Suhartatik
 Songennep 2010



Seterusnya.. | komentar

Pada Perempuanku; Belajarlah dari Sejarah

Selasa, 17 Januari 2017

hari itu kau tanam sejarah
ada banyak catatan yang terekam di sana
janji, mimpi, komitmen, bahkan paradigma sikap kian senyap
kau memulainya dengan amarah hingga menjadi canda
tak pernah kau lupa apa yang sering dipinta
kepercayaan, kejujuran, dan perhatian
saat kau ada untuk mereka
berbagi cerita, suka dan duka
serupa botol-botol aqua yang kau hentak hingga berubah warna
begitu kau murka saat prasangka mencerca rasa
tak ada yang didengar tak ada yang dilihat...
akhirnya kembali mendekam dalam diam

Tik@2016


(Tika Suhartatik)
Seterusnya.. | komentar

Catatan Melati; Sepotong Hati untuk Kekasih

Sabtu, 31 Desember 2016

apakah yang kupunya, sayang
selain sepotong hati ini dan setetes rindu yang menderu
sebagai jantung yang menggantung pada tubuhmu

kalau engkau datang menemuiku
aku takut, sayang
        serpihan cinta yang terpendam, engkau pinta untuk ditanam
        di antara tepian jurangjurang curam dan dalam
    lantaran aku tak akan sanggup bermain panjat tebing atau rayap tambang yang pernah kita layarkan bersama
    semacam penambang yang menebarkan salamsalam pandu penebar rindu

satu pesan ingin kusampaikan padamu, sayang
dari hentakan bumi, dari guyuran badai hingga rintihan hati
    janganlah meninggalkan aku, meski sejengkal kemudian kau berlalu
sebab jarak antara kita akan semakin berarak
seperti lentera tanpa cahaya, seperti mata tanpa kornea,
            akan ada gelap, pengap, senyap
    begitulah adanya aku bila tanpamu

ingin aku titipkan padamu, sayang
sepotong hati ini
        untuk kau selipkan di sela-sela bantalmu, di hamparan kelambu
agar kau bisa mencumbu bila sedang merindu
atau lingkaran di jari manisku agar bisa menyatu saat senja mulai menyapa

aku tunggu kau menaburkan aneka bunga
            sambil kau tersenyum membawa sepotong hatiku pada jasadku

Tik@15112014

Tika Suhatatik
Seterusnya.. | komentar

Hari Ini Aku Sakit

Rabu, 28 Desember 2016

hari ini aku sakit, sayang
kuingin kau datang lewat tepian pematang
duduk sembari bercerita tentang sepotong cinta kita yang beda
namun beradu, menggebu
menggumpal asa, membuncah rasa, nikmat..

hari ini aku sakit, sayang...
kuingin kau sibak langit meski harus menjerit
mengharap lipatan takdir menyatukan dalam dzikir
antara namamu namaku memaku pada selembar janji di tengah asmahul husna
membuatku merebah pasrah tak terkira segala suka

itu mimpiku hingga sakit melejit hengkang tak menantang sang penguasa tunggal
aku terpekur diam tafakur
luruh sendi-sendi ini mengernyit
setiap mengenang kerontang dahagamu

hari ini aku sakit, sayang...
duduklah di dekatku dengarkan deru nafasku
berucap, “aku mau cinta sekali saja tapi selamanya menyapa sejuta rasa”
aku mau dirimu menemani menggapai mimpi agar sakitku tak lagi berduri

Tik@2016



(Tika Suhartatik)

Seterusnya.. | komentar

Hari Ini Aku Sakit

Rabu, 21 Desember 2016

hari ini aku sakit, sayang
kuingin kau datang lewat tepian pematang
duduk sembari bercerita tentang sepotong cinta kita yang beda
namun beradu, menggebu
menggumpal asa, membuncah rasa, nikmat..

hari ini aku sakit, sayang...
kuingin kau sibak langit meski harus menjerit
mengharap lipatan takdir menyatukan dalam dzikir
antara namamu namaku memaku pada selembar janji di tengah asmahul husna
membuatku merebah pasrah tak terkira segala suka

itu mimpiku hingga sakit melejit hengkang tak menantang sang penguasa tunggal
aku terpekur diam tafakur
luruh sendi-sendi ini mengernyit
setiap mengenang kerontang dahagamu

hari ini aku sakit, sayang...
duduklah di dekatku dengarkan deru nafasku
berucap, “aku mau cinta sekali saja tapi selamanya menyapa sejuta rasa”
aku mau dirimu menemani menggapai mimpi agar sakitku tak lagi berduri

Tik@2016
Seterusnya.. | komentar

Ada Tuhan antara Kau dan Aku

Senin, 12 Desember 2016

Tuhan
jika boleh aku bertanya, kenapa kau rangkai lagi
serpihan kelopak melati menjadi bukitbukit dan pantaipantai
sampai tak kuasa aku menepi
Tuhan
mengapa kau bentangkan lagi gugusan galaksi
hingga aku tak sanggup bebaskan diri, dan
kenapa warnanya lebih hitam dari gelap malam hingga akhirnya,
aku harus kehilangan kebanggaan dan menyadari raibnya pegangan

kini sungaisungai itu berhias teratai yang tak lagi berjuntai
pada aroma bunganya
hdup serasa tanpa warna, tanpa rasa
aku mulai gamang
merinci jejak dosa serupa hutang yang mulai menilang lelap tidurku sepanjang malam
dan kulihat bangaubangau menukik mencari tempat pulang

Tuhan
kembali aku bertanya mengapa harus kau lapangkan perjumpaan
yang tak pernah hilang dari anyaman angan dan sulaman mimpimimpi malam
mengapa kau isi resah mimpiku dengan semangkuk teh poci yang harus diseduh berkali-kali
mengapa engkau nyanyikan lagulagu syahdu mendayu hingga tercetak rindu yang membatu

aku merasa kembali muram dan kusam
diamdiam tumbuh kecambah prasangka
haruskah mendua sekedar menepis dosa yang menggoda
entahlah
aku limbung mencari takdirku sendiri
sedangkan aku tak lebih debu di hadapan takdir-Mu,
karena aku bukan apaapa bukan siapasiapa

Tuhan
jika boleh aku meminta dalam doa yang kusimpan dalam ceruk mata
biarkan perjumpaan ini menjelma tali yang kau simpulkan di samping Arsy-Mu
yang agung menggaung, bersambung pelanpelan dan elegan
lantaran telah aku sulam ombakombak di atas perahu yang paling lapang
bersama hening aku ingin mengajaknya bercerita tentang anakanak domba
yang kupeluk dengan setia

Tuhan
terakhir aku meminta,
Aku ingin bersamanya sampai di penghujung semesta

Tik@  122014
Seterusnya.. | komentar

Sebuah Permohonan III

Sabtu, 03 Desember 2016

dari sekelumit busa
bertumpu di atas dahan arena
berbaur bendera di bawah asuhan-Nya

aku terbangkan lewat angin
kerontang gurun tak lagi menawarkan kafilah
semilir megah kekudusan
kini mengantar  pendengaran
resah
kalah

Tik@ Songennep 2010


(Tika S)
Seterusnya.. | komentar

Sebuah Permohonan II

Jumat, 02 Desember 2016

dengan memungut kardus
ingin aku bungkus buliran virus
di arena kakus
biar jalan tak berujung
akan jelajahi hingga ke Tanjung
sebuah pencarian
gelepar ikan dan cawan
menumpuk
dalam tas kulit
terhimpit rakit menjadi
tarian gelombang di sela-sela ketiak
tanpa bau dan lesu

Tik@ Songennep 2010

(Tika Suhartatik)
Seterusnya.. | komentar

Sebuah Permohonan I

dalam doa
ingin aku hujani engkau
dengan sengatan lebah
agar berbuah rasa

antara ketulusan yang penuh
aku tumpahkan darah
biar mengalir sungai persembahan
untuk seraut wajah asih
dan sejumput uban enggan memutih

Tik@ Zharonkgie 2010

(Tika Suhartatik)
Seterusnya.. | komentar

Pilihan Janji Bersama Waktu

malam ini aku temukan sehelai benangmu jatuh
bergumul menggumpal sekepal amunisi dalam ambisi
ada amuk badai berderai
di hamparan toko, menggelinding botol-botol sprite, fanta, coca cola,
bahkan wisky yang mulai teras hambar

di depan teras aku raba seutas kertas
lalu menjelma puluhan, ratusan, hingga jutaan angka
terjamah meremah dengan anggukan kepala
menampung sumpah dan janji pengikat sukma
pada emperan jalan-jalan berbatu, berdebu

aku dengar genderangmu berdendang tentang namaku
bersama bilis meringis dalam himpit rambutmu,
dan berserakan di antara lengkingan jangkrik yang mengaku panglima perangmu
bersiap menabur benih dendam hingga remuk redam

aku tersungkur melihat iringan jiwa mewartakan kecamuk resahmu
aku panik melihat pernak-pernik terselip di saku celanamu
antara merah dan biru  bahkan merah yang membiru

aku tak kuasa menepis pelipis mulai menipis
meski kuyub gigil gemeretak di sela-sela otakku
entah
bayang-bayang Tuhan semakin tampak
tak ingin kisah ini menguap menjadi sia-sia
lantaran cumbu suci makin mengentalkan gelisahku

Tik@ Zharonkgie, 26112014


(Tika Suhartatik)
Seterusnya.. | komentar
++++++

Solilokui

Sekilas Penyair

Marlena
 
Fõrum Bias : Jalan Pesona Satelit Blok O No. 9 Sumenep, Jawa Timur; email: forumbias@gmail.com
Copyright © 2016. Perempuan Laut - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website Inspired Wordpress Hack
Proudly powered by Blogger