Home » » "Mutiara yang Terserak" Diluncurkan

"Mutiara yang Terserak" Diluncurkan

Para penulis dan Lilik Rosida Irmawati (ujung kanan)
Sebagai agen gerakan literasi di Sumenep, Rumah Literasi Sumenep  telah meluncurkan buku Bunga Rampai Cerita Rakyat Sumenep “Mutiara yang Terserak” di aula Kominfo Sabtu pagi, 10 Pebruari 2018

Menurut Ketua RULIS, Lilik Rosida Irmawati, latar penerbitan buku ini  sebelumnya diawali dari Sayembara Penulisan Rakyat Sumenep 2017 yang diikuti para guru. “Memang pesertanya disyaratkan  sebagai guru”.

Mengambil tema cerita rakyat ini menurutnya untuk memberi ruang kreatifitas pada guru, agar ikut peduli untuk menggali dan mengembangkan kearifan lokal Madura dalam bentuk kisah atau cerita, karena selama ini dinilai cetakan buku cerita rakyat jarang dan langka diterbitkan.

Penerbitan buku kearifan lokal Madura dalam bentuk cerita rakyat merupakan salah satu cara untuk menanamkan nilai-nilai dan konsepsi-konsepsi ditengah masyarakat, dan kemudian diyakini sebagai blue-print yang menjadi penuntun dalam perjalanan hidup seseorang maupun masyarakat setempat.

Nilai dan konsepsi itulah yang kemudian menjadi pedoman dalam mepertimbangkan tingkah laku dalam wilayah kebudayaan oleh pewarisnya. Tingkah laku setiap individu dan kelompok melalui ekspresi-ekspresi simbolik mereka merupakan cara bagaimana manusia dapat berkomunikasi, melestarikan, dan mengembangkan pengetahuan dan sikapnya terhadap kehidupan.

Dari pemikiran inilah Rumah Literasi Sumenep berusaha menjembatani keinginan bersama melalui Sayembara Menulis Cerita Rakyat Sumenep tahun 2017, yang kemudian direpresentasikan dalam bunga rampai cerita rakyat sebagaimana dalam penerbitan buku ini.
Sebagai tindak lanjut dari tahapan tersebut sayembara yang diikuti 32 naskah yang masuk dan kemudian dipilih dan ditetapkan oleh dewan juri, maka  delapan guru penulis dikategorikan layak terbit setelah dilakukan seleksi dengan ketat, yakni cerita rakyat berjudul  Asal Mula Sumur Tanto, (Abd. Warits); Tembuk Olo-Olo (Moh. Rasul Maulidi); Rama Kaè, Ramalan Musim, dan Penantian yang Tak Bisa Dihentikan (Faidi Rizal); Asal Usul Desa Lombang (Khairul Umam); Kepak Sayap Sang Kuda Terbang  (Akhmad Asy’ari); Kisah Pangeran Jaka Lombang dan Puteri Cemara Udang (Ngati Ati); Pottrè Konèng , Takdir Keajaiban dan Derai Airmata  (Rusdi); dan Petualangan Sang Tokoh Legendaris (Sri Suryani).

Lebih jauh, dari penulisan cerita rakyat Sumenep ini, paling tidak telah menyelamatkan dan mendokumentasikan aset budaya yang mayoritas dipelihara secara tutur-tinular. Secara garis besar, kehadiran bunga rampai ini selain bertujuan menyelamatkan aset budaya daerah juga mengomunikasikan kembali cerita tutur yang ada ke dalam bentuk teks sehingga menggugah motivasi pihak lain yang sesenergi untuk ikut serta mengemas cerita tutur yang bermunculan di masyarakat Sumenep menjadi tulisan dan lebih terpelihara.(rulis)








Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

++++++
 
Fõrum Bias : Jalan Pesona Satelit Blok O No. 9 Sumenep, Jawa Timur; email: forumbias@gmail.com
Copyright © 2016. Perempuan Laut - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website Inspired Wordpress Hack
Proudly powered by Blogger